skip to main |
skip to sidebar
Jaman Awal Kedatangan Bangsa Eropa
- 1504 : Antara tahun 1504-1507, Ludovico la Varthema seorang penjelajah Italia mengunjungi Kalimantan.[9]
- 1516 : Putri Petung menjadi penguasa Paser sampai tahun 1567. Penguasa Paser yang pertama ini berasal dari Kuripan (Negara Daha).
- 1518 : Lorenzo de Gomez mengunjungi pulau Kalimantan[10]
- 1519 : Pangeran Adipati di Tanjungpura dan Lawai tunduk kepada Pati Unus.
- 1520 : Magalhaens mengunjungi Kalimantan.[11] Pangeran Samudera keturunan Kerajaan Negara Daha mendirikan Kesultanan Banjar dan menjadi raja Banjarmasin pertama yang bergelar Sultan.[12]
- 1524 : Abdul Kahar menjadi Sultan Brunei VI sampai tahun 1530.
- 1526 : Pada 24 September Suriansyah, Sultan Banjar I memeluk Islam diperingati sebagai Hari Jadi Kota Banjarmasin. Kerajaan yang baru berdiri ini melepaskan diri dari Kerajaan Negara Daha atas dukungan Kesultanan Demak.[12]
- 1530 : Hubungan persahabatan Portugis dan Brunei[13]
- 1533 : Saiful Rizal menjadi Sultan Brunei VII sampai tahun 1581.
- 1538 : Kerajaan Tanjungpura dipimpin oleh Panembahan Baruh (1538-1550)
- 1545 : Aji Raja Mahkota Mulia Alam menjadi Raja Kutai Kartanegara VI sampai tahun 1610, penguasa Kutai pertama yang memeluk Islam, namun belum bergelar Sultan.
- 1546 : Raja Demak III Sultan Trenggana (Tung Ka lo) menyerang kawasan timur pulau Jawa.[14] Pengaruh kekuasaannya sampai ke Kalimantan. Ia menerima upeti dari Sutan Banjarmasin.
- 1550 : Rahmatullah menjadi Sultan Banjar II sampai tahun 1570. Setelah runtuhnya Demak, Banjarmasin tidak lagi mengirim upeti kepada pemerintahan di Jawa.
- 1557 : Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet memerintah Kerajaan Tidung sampai tahun 1571 berlokasi di kawasan Pamusian wilayah Tarakan Timur.
- 1567 : Aji Mas Patih Indra menjadi penguasa Paser sampai tahun 1607.
- 1570 : Hidayatullah I menjadi Sultan Banjar III sampai tahun 1595. Dalam pemerintahannya, Mataram menyerang Banjarmasin dan menawan Putra Mahkota Ratu Bagus di Tuban.
- 1571 : Amiril Pengiran Dipati I menjabat Raja Tidung sampai tahun 1613.
- 1581 : Shah Brunei menjadi Sultan Brunei VIII sampai tahun 1582.
- 1582 : Muhammad Hasan menjadi Sultan Brunei IX sampai tahun 1598.
- 1590 : Penguasa Kerajaan Tanjungpura Panembahan Giri Kusuma memeluk Islam dan mengubah nama kerajaan Hindu Tanjungpura menjadi Kerajaan Islam Sukadana-Matan.
- 1595 : Mustainbillah menjadi Sultan Banjar IV sampai tahun 1641. Ia menerima upeti dari Sambas, Batang Lawai, Sukadana dan Paser.
- 1596 : Pedagang Belanda merampas 2 jung lada dari Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten.
- 1598 : Abdul Jalilul Akbar menjadi Sultan Brunei X sampai tahun 1659. Oliver van Noord, pedagang Belanda datang ke Brunei.[15]
- 1599 : Sultan Brunei mengadakan perhubungan dengan Spanyol di Manila.
- 1600 : Pangeran Anom Jaya Kesuma menjadi penguasa Landak.
- 1600 : Abang Pencin bergelar Pangeran Agung yang memerintah tahun 1600 – 1643 adalah penguasa Sintang yang pertama memeluk Islam. Pangeran ini mengirim utusan ke Banjarmasin melewati sungai Katingan untuk menyalin Kitab Suci Al-Qur'an.
- 1604 : Pada 13 Maret 1604, Raja Sukadana Panembahan Giri Kusuma mengikat perjanjian dengan Belanda (VOC)[16], yang menimbulkan kemarahan Sultan Mataram.
- 1606 : Pada 14 Februari
1606, ekspedisi Belanda dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba
pertama kali di Banjarmasin, karena perangainya yang buruk nahkoda ini
terbunuh dalam suatu kericuhan.[17]
- 1607 : Aji Mas Anom Indra menjadi penguasa Paser sampai tahun 1644.
- 1607 : 7 Juni 1607 Ekspedisi VOC dipimpin Koopman Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin, semua ABK dibunuh sebagai pembalasan atas perampasan kapal jung Banjar di Banten tahun 1596.[18]
- 1609 : Pada 1 Oktober, VOC melakukan pakta kerja sama dengan Pangeran Adipati Sambas.[19]
- 1610 : Aji Dilanggar menjadi Raja Kutai VII sampai tahun 1635.
- 1610 : Raja Kudung menjadi penguasa Landak yang berpusat di Pekana, Karangan.
- 1612 : Bulan Mei 1612, Kompeni Belanda menembak hancur Banjar Lama ibukota Kesultanan Banjar, sehingga ibukotanya dipindahkan ke Martapura. Kongsi Perdagangan Inggris yang diketuai oleh Sir Hendry Middleton datang ke Brunei.
- 1613 : Amiril Pengiran Singa Laoet menjabat Raja Tidung sampai tahun 1650.
- 1615 : Pangeran Dipati Anta-Kasuma mendirikan Kadipaten Kotawaringin, pecahan wilayah Kesultanan Banjar paling barat yang berbatasan dengan Kerajaan Tanjungpura.
- 1622 : Kesultanan Mataram mengirim Tumenggung Bahurekso, Bupati Kendal
menyerang Sukadana yang berada di bawah kekuasaan Putri Bunku/Ratu Mas
Jaintan (ibu Giri Mustika), serangan ini mengkhawatirkan Kesultanan
Banjar akan serangan Mataram. Giri Mustaka (Raden Saradewa) menantu raja Kotawaringin Pangeran Dipati Anta-Kasuma.[20] Ia dinobatkan menjadi raja Sukadana-Matan bergelar Sultan Muhammad Syafiuddin (1622-1659) yang merupakan raja pertama bergelar Sultan, sebelumnya raja Sukadana hanya bergelar Panembahan.
- 1625 : Muhammad Ali menjadi Sultan Brunei XII sampai 1660.
- 1626 :
Produksi lada Banjar sangat meningkat, sehingga VOC berusaha untuk
memperoleh monopoli lada, dan berusaha menghilangkan kejadian tahun 1612
yaitu penyerbuan Belanda terhadap kesultanan Banjar. Belanda juga
meminta maaf atas perbuatannya merampok kapal kesultanan Banjar dalam
pelayaran perdagangan ke Brunei 4 Juli 1626. Perdagangan kesultanan Banjar masih diarahkan ke Cochin Cina (Veitnam) belum ke Batavia.
- 1629 : Raja Tengah bin Sultan Muhammad Hasan tiba di Kesultanan Sukadana. Raja Sukadana Giri Mustika/Mustafa (menantu Raja Kotawaringin Pangeran Dipati Anta-Kasuma) kemudian menikahkan Raja Tengah dengan adiknya yang bernama Putri Surya Kesuma.
- 1634:
VOC mengirim 6 kapal dagang ke Banjarmasin dipimpin Gijsbert van
Londensteijn, kemudian ditambah beberapa kapal di bawah pimpinan Antonie
Scop dan Steven Barentsz.[21]
- 1635 : 17 Juni 1635 Kapal Pearl Inggris tiba di Banjarmasin, Tewseling dan Gregory.
- 1635 : 4 September 1635 Sultan Banjar diwakili oleh Syahbandar Ratna Diraja Goja Babouw mengadakan kontrak dagang pertama di Betawi dengan Kompeni Belanda yang wakili oleh : Hendrik Brouwer, Antonio van Diemen, Jan van der Burgh, Steven Barentszoon. VOC juga membantu Banjar untuk menaklukan bagian timur Kalimantan (Pasir).[19]
- 1635 : Aji Pangeran Adipati Sinum Panji Mendapa ing Martapura menjadi Raja Kutai Kartanegara VIII sampai tahun 1650. Raja ini menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura.
- 1636 : Kesultanan Banjar mengklaim daerah sepanjang Sambas sampai Berau
serta Karasikan sebagai wilayahnya karena saat itu Banjarmasin sudah
memiliki kemampuan militer untuk menghadapi serangan dari Mataram.
- 1636:
Pertama kali Belanda mulai berdiam di Banjarmasin ketika VOC mendirikan
kantor dagang di Banjarmasin di bawah pimpinan Wollenbrant Gelijnsen.[21]
- 1637 : Banjarmasin mengadakan hubungan perdamaian dengan Mataram.[22]
- 1638 :
Sultan Banjarmasin mengirim utusan ke Makassar dan Sultan Makassar
meminjam kawasan timur Kalimantan sebagai tempat berdagang. Sultan Muhammad Zainudin dari Kesultanan Matan memindahkan ibukota kerajaan dari sungai Matan ke negeri Indra Laya yang disebut Kerajaan Indra Laya.
- 1638 : Contract Craemer menolak permintaan Sultan Banjar untuk mengirimkan lada ke Makassar, pecahlah perang anti VOC sebanyak 108 orang Belanda, 21 orang Jepang dibunuh, dan loji VOC dibakar serta penghancuran terhadap kapal-kapal VOC di Banjarmasin.
- 1640 : Gubernur Jenderal VOC Antonio van Diemen
memerintahkan agar permusuhan dengan Kesultanan Banjar dihentikan dan
hanya menuntut 50.000 real sebagai ganti rugi atas tragepada tahun 1638.
- 1641 : Sekitar pertengahan bulan Oktober 1641 Pangeran Tapesana dan Kiai Narangbaya sebagai utusan Sultan Banjarmasin tiba di Jepara
beserta pengiring 500 orang untuk menghantarkan persembahan (bukan
upeti) berupa intan Si Misim (= intan yang dulu sebagai upeti dari Raja
Panembahan Sambas) kepada Sultan Mataram.[22][21][23] Kesultanan Banjar sendiri menganggap dirinya sejajar dengan Kesultanan Mataram dan Kesultanan Makassar.
- 1641 : Inayatullah menjadi Sultan Banjar V sampai tahun 1646
- 1643 : Belanda mendirikan benteng dan pabrik di pulau Tatas (sekarang Banjarmasin Tengah).[24]
- 1644 : Aji Anom Singa Maulana menjadi penguasa Paser sampai tahun 1667.
- 1646 : Saidullah menjadi Sultan Banjar VI sampai tahun 1660.
- 1648 : Belanda mendapatkan monopoli lada yang dipaksakan kepada Sultan Banjarmasin.[25]
- 1650 : Aji Pangeran Dipati Agung ing Martapura menjadi Raja Kutai Kartanegara IX sampai tahun 1665. Amiril Pengiran Maharajalila I menjabat Raja Tidung sampai tahun 1695.
- 1659 : Sultan Muhammad Zainuddin I (Marhum Negeri Laya) memerintah Kesultanan Sukadana-Matan (1659-1724). Abdul Jalilul Jabbar menjadi Sultan Brunei XI sampai tahun 1660.
- 1660 : Rakyatullah menjadi Sultan Banjar VII sampai 1663, ia membuat perjanjian dengan VOC 18 Desember 1660. Abdul Mubin menjadi Sultan Brunei XIII sampai tahun 1673.
- 1661 : Abdul Hakkul Mubin menjadi Sultan Brunei XIII sampai tahun 1673. Utusan kesultanan Sukadana-Matan
datang di Kesultanan Banjar untuk melaporkan bahwa Sukadana kembali
menjadi daerah pegaruh dari Kesultanan Banjar semenjak sebelumnya pada
tahun 1638.
- 1662 : Menurut Barra pada tahun 1662 hanya ada 12 jung orang Melayu, Inggris, Portugis mengangkut lada dan emas ke Makassar, sementara di Pelabuhan Banjarmasin dipenuhi lebih dari 1000 perahu layar, baik perdagangan interinsuler maupun perdagangan inter-kontinental.
- 1663 : Sultan Amrullah menjadi Sultan Banjar VIII, tetapi ia kemudian dikudeta oleh Sultan Agung menjadi Sultan Banjar IX sampai tahun 1679, dengan bantuan suku Biaju dan memindahkan ibukota ke Sungai Pangeran, Banjarmasin.
- 1665 : Aji Pangeran Dipati Maja Kusuma ing Martapura menjadi Raja Kutai Kartanegara X sampai tahun 1686.
- 1766 : Sultan Sulu menyerahkan pulau Balambangan kepada Inggris.[26]
- 1667 : Panembahan Sulaiman I menjadi Raja Paser sampai tahun 1680. Ia penguasa Paser pertama yang bergelar Panembahan.
- 21 Januari 1668 : La Mohang Daeng Mangkona mendirikan Kota Samarinda yang penduduknya dikenal sebagai orang Bugis Samarinda Seberang.
- 1672 : Sultan Nata Muhammad Syamsudin Sa’idul Khairiwaddien, sebagai penguasa Sintang yang pertama memakai memakai gelar yang lebih tinggi Sultan, memerintah sampai tahun 1737.
- 1673 : Muhyiddin menjadi Sultan Brunei XIV sampai tahun 1690.
- 1675 :
Raden Sulaiman, seorang menantu dari penguasa Kerajaan Panembahan Sambas
mendirikan kerajaan baru yang bernama Kesultanan Sambas berpusat di
Lubuk Madung. Raden Sulaiman kemudian bergelar Sultan Muhammad
Shafiuddin.
- 1680 : Amirullah Bagus Kusuma naik tahta kembali menjadi Sultan Banjar X sampai tahun 1700. Panembahan Adam I menjadi Panembahan Paser sampai tahun 1705. Raja Senggauk menjadi Panembahan Mempawah.
- 1686 : Ratu Agung, wanita pertama memimpin Kerajaan Kutai Kartanegara hingga tahun 1700.
- 18 Januari 1689 : Penyebar agama Katolik, Fr. Antonino Ventimiglia tiba di Banjarmasin dari Goa, India.[27]
- 25 Juni 1689 : Kapal Portugis di bawah pimpinan Kapten Luigi Francesco Cottigno memasuki daerah Pulau Petak di kabupaten Kapuas dan menjalin hubungan dengan suku Dayak Ngaju[28].
- 1690 : Nassaruddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1705.
- 1695 : Amiril Pengiran Maharajalila II menjabat penguasa Tidung sampai tahun 1731.
- 1698 : Sultan Banjarmasin, Saidilah menjalin kontrak dengan Inggris. Sultan Saidillah wafat tahun 1700.
- 1699 : Pada bulan April, dua orang bangsa Inggris Henry Watson dan Captain Cotesworth diinstruksikan mendirikan factory/gudang di Banjarmasin.[29]
- 1700 : Hamidullah menjadi Sultan Banjar XI sampai tahun 1734. Aji Pangeran Dipati Tua menjadi Sultan Kutai Kartanegara XII yang sampai tahun 1710.
Tahun 1700 terjadi perang antara Landak dan Matan,karena perebutan
pewarisan intan kobi. Landak dibantu oleh Banten dan VOC, karena itu
kemudian Banten menyatakan Landak dan Matan di bawah kuasa Kesultanan Banten.
- 1701 : Sesudah kekalahan orang-orang Banjar dalam Perang Inggris-Banjar I pada Oktober 1701,
orang-orang Cina kehilangan tempat dan hak mereka dalam pasar lada.
Karena sebagian besar tindakan raja Banjar diatur oleh Inggris sebagai
pemenang perang, maka diperintahkanlah semua rakyatnya untuk menjual
ladanya kepada orang-orang di bawah pengawasan Inggris, yang mendirikan
tempat penjagaan yang terletak di muara sungai Barito.
- 1703 : Sultan Aji Muhammad Alamsyah menjadi Sultan Paser I sampai tahun 1726, untuk pertama kalinya Paser menjadi kesultanan.
- 1705 : Hussin Kamaluddin menjadi Sultan Brunei (periode I) sampai tahun 1730.
- 1706 : Inggris diijinkan mendirikan pabrik di Banjar.[30]
- 1707 :
Pada 27 Juni 1707, permukiman pedagang Inggris di Banjarmasin tiba-tiba
diserang oleh penduduk asli, kebanyakan orang Inggris tewas, dan yang
selamat melarikan diri ke kapal. Harta milik Perusahaan EIC yang hilang
di tempat ini, diperkirakan mencapai 50.000 dolar.[31] Orang-orang Inggris diusir dari Banjar dalam Perang Inggris-Banjar II tahun 1707,
sehingga orang-orang Cina dapat bebas kembali untuk mengadakan
transaksi dengan para pedagang lada Banjar dan Biaju. Jumlah orang-orang
Cina yang berkumpul di daerah Kesultanan Banjar makin hari makin besar
terdiri atas pedagang-pedagang jung dan pedagang-pedagang menetap.
- 1708 : Umar Akamuddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1732.
- 1709 : Kota Belanda di Banjarmasin yaitu Fort Tatas dibangun tahun 1709.[32]
- 1710 : Aji Pangeran Anum Panji Mendapa ing Martapura menjadi Raja Kutai Kartanegara XIII sampai tahun 1735.
- 1724 : Pemerintahan Kerajaan Matan/Sukadana oleh Sultan Ma’aziddin (1724-1762).
- 1726 : Sebagai menantu dari Raja Paser, La Madukelleng (Pahlawan Nasional) menjabat Raja Paser sampai tahun 1736.
- 1730 : Muhammad Alauddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1745.
- 1731 : Wira Amir menjadi penguasa Bulungan I sampai tahun 1777. Amiril Pengiran Dipati II menjabat penguasa Tidung sampai tahun 1765.
- 1732 : Abubakar Kamaluddin I menjadi Sultan Sambas sampai tahun 1762. Ibukota Kesultanan Kutai dipindah dari Kutai Lama ke Pemarangan.
- 1733 : Seorang panglima perang anak buah La Madukelleng menyerang Banjarmasin tetapi mengalami kegagalan.
- 1733 : Puana Dekke pemimpin suku Bugis meminjam tanah kepada Sultan Banjar Tahlilullah untuk mendirikan pemukiman di Pagatan dengan penduduknya yang kelak dikenal sebagai orang Bugis Pagatan.[33]
- 1734 : Mangkubumi Banjar Tamjidillah I yang pro-VOC mengangkat dirinya menjadi Sultan Banjar XII sampai tahun 1759.
- 1735 : Sultan Aji Muhammad Idris menjadi Sultan Kutai pertama (Raja Kutai Kartanegara XIV) sampai tahun 1778. Untuk pertama kalinya Kutai menjadi kesultanan dibawah pengaruh mertuanya: Raja Wajo La Madukelleng yang anti VOC .
- 1736 : Sultan Sepuh I Alamsyah menjadi Sultan Paser II sampai tahun 1766.
- 1740 : Panembahan Mempawah Opu Daeng Manambung mendatangkan pekerja tambang dari daratan Cina.
- 1745 : Hussin Kamaluddin menjadi Sultan Brunei sampai tahun 1762 untuk kedua kalinya.
- 1746 : Kapal Dragon dan Onflow memuat lada di Banjarmasin.[34][35]
- 1747 :
Kompeni Belanda mendirikan benteng di Pulau Tatas (Banjarmasin Tengah)
merupakan permukiman Eropa pertama di Kalimantan hingga tahun 1810 kemudian ditinggalkan oleh Marshall Daendels sesuai perjanjian dengan Sultan Banjar.[18]
- 1750 : Suku Bugis meminjam tanah kepada Sultan Banjar untuk mendirikan pemukiman di Tanjung Aru (perbatasan daerah Tanah Bumbu dengan Paser).
0 komentar:
Posting Komentar