Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Allah dan
Tauhid
Konsep Islam teologikal fundamental ialah
tauhid, yaitu kepercayaan tentang keesaan Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah
Ilāh; kebanyakan ilmuwan
[rujukan?] percaya kata Allah didapat dari penyingkatan dari kata
al- (si) dan
ʾilāh' (dewa, bentuk maskulin), bermaksud "Tuhan" (al-ilāh'), tetapi yang lain menjejakkan asal usulnya dari bahasa Aram
Alāhā.
[21] Kata Allah juga adalah kata yang digunakan oleh orang Kristen (Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari
ho theos dari
Perjanjian Baru dan
Septuaginta. Yang pertama dari Lima Rukun Islam,
tauhid dituangkan dalam
syahadat (pengakuan), yaitu bersaksi:
“ |
لا إله إلا الله محمد رسول الله
Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
|
” |
Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana di dalam al-Qur'an pada
Surah Al-Ikhlas yang terjemahannya adalah:
- Katakanlah: "Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
- Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
- Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
- dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Nama "Allah" tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan
dengan jenis kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam
al-Qur'an dikatakan:
- "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari
jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak
pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan
jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat". (Asy-Syu'ara' [42]:11)
Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui al-Quran :
- "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat
Aku". (Ta Ha [20]:14)
Pemakaian kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. Umat
Islam percaya bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan
umat Yahudi dan Nasrani, dalam hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun,
Islam menolak ajaran
Kristen menyangkut paham
Trinitas dimana hal ini dianggap
Politeisme.
Mengutip al-Qur'an,
An-Nisa' [4]:71:
- "Wahai Ahli Kitab,
janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa
putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan
kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada Maryam dan (dengan tiupan ) roh
dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Dan
janganlah kamu mengatakan :"Tuhan itu tiga", berhentilah dari ucapan
itu. Itu lebih baik bagi kamu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa.
Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi
adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara".
Dalam Islam, visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak dapat
dibenarkan, hal ini dilarang karena dapat berujung pada pemberhalaan dan
justru penghinaan, karena Tuhan tidak serupa dengan apapun (
Asy-Syu'ara' [42]:11). Sebagai gantinya, Islam menggambarkan Tuhan dalam 99 nama/gelar/julukan Tuhan (
asma'ul husna) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana terdapat pada
al-Qur'an.
0 komentar:
Posting Komentar